Akibat Paparan Radiasi Sinar UV dari Matahari Pada Kesehatan
Indonesia
merupakan negara tropis yang penuh dengan limpahan sinar matahari sepanjang
tahunnya. Sinar matahari sendiri merupakan sumber energi yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Matahari dapat memancarkan berbagai macam sinar baik yang
dapat terlihat atau visibel maupun tidak dapat terlihat. Sinar matahari yang
dapat dilihat adalah sinar yang dipancarkan dalam gelombang lebih dari 400nm,
sedangkan sinar matahari dengan panjang gelombang 10nm-400nm yang disebut
dengan sinar ultraviolet tidak dapat dilihat dengan mata. Dalam beberapa hal,
sinar ultraviolet bermanfaat untuk manusia diantaranya yaitu untuk mensintesa
vitamin D dan juga berfungsi untuk membunuh bakteri. Namun, sinar ultraviolet
dapat juga merugikan manusia apabila terpapar pada kulit manusia terlalu lama.
Penipisan
lapisan ozon akan meningkatkan radiasi sinar ultraviolet dari matahari ke bumi.
Sinar ultraviolet yang terpapar masuk ke bumi, baik itu sinar UV A, UV B,
maupun UV C dapat memberikan dampak bagi kesehatan, diantaranya yaitu penyebab
fotokeratitis, fotokonjungtivitas, katarak, dan kanker kulit. Fotokeratitis
merupakan suatu inflamsi yang terjadi pada kornea akibat cahaya atau sinar,
yang paling sering menjadi penyebabnya adalah sinar ultraviolet.
Fotokonjungtivitas merupakan mata merah akibat peradangan pada selaput yang
melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam. Katarak merupakan
kondisi mata yang tertutupi atau terhalang oleh selaput-selaput tertentu
sehingga membuat penglihatan menjadi berkabut. Selain faktor usia, paparan
sinar UV juga menjadi salah satu pemicu timbulnya katarak. Paparan sinar UV
dapat menimbulkan terjadinya kerusakan fotokimia pada DNA dari sel-sel yang
berada di dalam tubuh. Hal ini akan memicu terbentuknya kanker, terutama kanker
kulit pada manusia.
Solusi yang dapat dilakukan yaitu pada masalah terpaparnya
sinar UV dari matahari yang secara terus menerus akan menyebabkan masalah pada
kesehatan seperti fotokeratitis, fotokonjungtivitas, katarak, dan kanker kulit.
Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membatasi paparan sinar UV, karena
hal tersebut memiliki potensi yang paling besar untuk mengurangi terjadinya
gangguan kesehatan yaitu kanker kulit. Pendekatan terbaik yang dapat dilakukan
untuk menerapkan strategi sukses dalam mengurangi kanker kulit adalah dengan
mendorong kebijakan maupun praktik perlindungan sinar matahari yang dapat
mengurangi paparan sinar matahari, baik dalam kegiatan kerja dan juga rekreasi.
Selain itu, dapat juga dilakukan penyuluhan mengenai pencegahan kanker kulit
dengan penggunaan tabir surya. Solusi lain yang dapat dilakukan adalah dengan
pemantauan kanker di Kanada oleh Badan Kesehatan Masyarakat Kanada dan juga
mengembangkan program untuk mengurangi risiko kanker. Kemudian solusi untuk
masalah meningkatnya risiko fotokeratitis, fotokonjungtivitis, dan katarak
dapat dilakukan dengan mengenakan kacamata hitam dan juga topi bertepi lebar
khususnya pada musim panas di tengah hari, sehingga akan mencegah sebagian
besar sinar UV mencapai mata.
Solusi lain
yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan radiasi sinar UV dari matahari
adalah dengan membatasi waktu terkena matahari secara langsung. Kemudian
sebelum melakukan aktivitas di luar ruangan sebaiknya menggunakan tabir surya atau
sunblock. Selain itu, kenakan pakaian yang dapat melindungi kulit seperti
celana panjang, pakaian panjang, jaket, dan juga mengenakan kaca mata dengan
lensa pelindung anti UV.
banyakiin pake sunscreen sunblock nih
BalasHapusJadi tau bahaya sinar UV
BalasHapuspanas matahari membuat saya hitam
BalasHapus